Pupuk Subsidi Langka dan Mahal di Hatonduhan. Petani Minta Bupati Simalungun dan Dinas Terkaitnya Untuk Perhatikan Nasib Petani di Kabupaten Simalungun -->

Pupuk Subsidi Langka dan Mahal di Hatonduhan. Petani Minta Bupati Simalungun dan Dinas Terkaitnya Untuk Perhatikan Nasib Petani di Kabupaten Simalungun

Senin, 30 Maret 2020, 06:16 WIB
Oleh Redaksi
Foto Pupuk


Reporter : SAP

Simalungun  || Petani Hatonduhan sangat resah dan mengeluhkan terkait kelangkaan dan mahalnya pupuk bersubsidi jenis Urea dan Phonska  didaerahnya sehingga merasa pemerintah tidak memperhatikan nasib petani terkait sulitnya mendapatkan kedua jenis pupuk tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh  Pak Endi salah satu petani cabai  dan semangka bersama rekannya J. Simarmata petani jagung ketika berbincang dengan kru media ini padahari sabtu 28/03/2020, sekira pukul 14:00wib, dimana keduanya adalah warga Huta l simpang jambi Nagori Bosar Nauli, Kecamatan Hatonduhan, kabupaten simalungun.

Lebih lanjut pak Endi mengatakan selain sulit mendapatkan pupuk harganya juga mencekik leher, "bayangkan bang untuk mendapatkan pupuk  Urea  bersubsidi saat ini kami harus mengeluarkan dana antara Rp125.000 sampai Rp130.000 /zak, dan untuk pupuk Phonska antara Rp170.000 sampai Rp180.000/zak. Jika dibandingkan dengan  harga komoditi pertanian saat ini sepertinya kami akan merugi bang, "ungkapnya dengan wajah mengerut.

Ditambahkanya, "padahal ditahun tahun sebelumnya untuk mendapatka urea subsidi dipasaran paling Rp 90.000 dan harga untuk Phonska bersubsidi hanya Rp 130.000, dan itu pun sangat gampang mendapatkanya, berbeda dengan saat ini  bang".

Masih pak Endi, menurut nya kelangkaan pupuk ini terjadi akibat banyaknya penyalah-gunaan penggunaan pupuk tersebut, dimana banyak pengusaha pengusaha yang mempermainkannya untuk kepentingan sendiri, termasuk pemilik lahan yang luas yang memiliki modal untuk menimbun pupuk yang akan digunakannya saat butuh.
Jadi ketika petani miskin butuh pupuk bersubsidi maka tidak ada lagi didapatkan di kios.

Sementara itu menurut J simarmata,  diwilayah tersebut banyak perusahaan perkebunan raksasa. Jadi  jika tak ada pengawasan tentang peredaran pupuk bersubsidi, sudah barang tentu akan terjadi penyalah gunaan penggunaanya.

Bahkan pemilik  kios pengecer pupuk bersubsidi juga akan seenak perutnya menentukan harga jadi harapan kami agar Pemerintah Kabupaten Simalungun, Bapak Bupati JR. Saragih dengan dinas  terkait memperhatikan  melakukan pengawasan dalam peredaran pupuk bersubsidi begitu juga masalah harga. Kami juga mengharapkan  pendampingan dari dinas pertanian tentang ilmu pertanian sehingga beban rakyat miskin ini berkurang, pungkasnya menghakhiri.

TerPopuler