Pematangsiantar || Pohon pelindung tepi jalan yang diharapkan dapat menjadi penyejuk dan pengumbang oksigen serta udara yang baik bagi kehidupan dan kesehatan manusia.
Hasil pantauan team media ini. Diduga agar APK (alat peraga kampanye) berupa baliho calon Walikota terlihat jelas oleh warga Kota Pematangsiantar, Dinas Tarukim Pemerintah Kota Pematangsiantar tebang pohon penghijauan yang berada di tepi di Jalan Rakutta Sembiring Kota Pematangsiantar.
Permasalahan penebangan pohon yang sama sekali tidak diketahui oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar terus bergulir hangat hingga saat ini.
Bahkan diketahui dari hasil investigasi di lapangan oleh Divisi Investigasi Topan RI Sumatera Utara mendapat beberapa fakta yang justru mengejutkan yang diduga masih ada kaitannya dengan baliho yang berdekatan dengan pohon tersebut.
Menurut sumber dari seorang warga sekitar lokasi yang berinisial 'S' bahwa ditebangnya tiga pohon mahoni yang berdekatan dengan baliho Calon Walikota dan Wakil Walikota Pematangsiantar yang diduga bertujuan agar baliho tersebut bisa terlihat jelas.
" Sebelumnya bang tiga pohon itu memang menutupi baliho itu bang, jadi diduga penebangan itu ada kaitannya dengan baliho itu bang ". Karena jauh hari sebelum adanya baliho itu, tidak ada penunasan atau penumbangan hampir seluruh batang inti pohon mahoni seperti itu. Lagi tanah itu merupakan tanah kosong. Jadi kurang layak kalau keberadaan pohon mahoni mempengaruhi pemilik tanah. Ditambah lagi hanya 3 pohon mahoni itu aja yang ditumbang bang, padahal banyak pohon mahoni di tepi jalan Rakutta Sembiring ini. Bahkan yang terancam jatuh cabangnya pun ada bang, yang jelas - jelas membahayakan masyarakat pengguna jalan". ucapnya.
Penebangan pohon ini harus segera di tuntaskan oleh Polres Pematangsiantar, karena penebangan tiga pohon mahoni di Jalan Rakuta Sembiring tersebut melanggar UU No. 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup yang diduga telah terjadi perusakan lingkungan hidup.
Ditambah lagi hal ini diduga mementingkan pasangan calon Walkot Pematangsiantar yang akan bertarung di kancah pilkada walikota Pematangsiantar 2020. JIka hal ini benar adanya ( demi baliho, pohon penghijauan tepi jalan ditumbang), sangat ironis perpolitikan di Pematangsiantar yang dalam upaya politik sampai mengorbankan pohon penghijauan tepi jalan yang merupakan penyumbang oksigen untuk kesehatan hidup warga Pematangsintar, dan paru - paru kota Pematangsiantar.